Program
hardskill SMART Ekselensia
Indonesia mengadakan pelatihan pembuatan baju dengan teknik pewarnaan
ikat celup (Tiedye) seperti model kaos bali, dan
pembuatan sabun berbahan minyak nabati
bagi siswa kelas 3 SMP SMART Ekselensia. Pelatihan
ini dilaksanakan selama
dua kali pertemuan, yaitu pada hari Jumat (22/5) dan Rabu (27/5).
Pemateri pelatihan ini berasal dari Weekend Workshop (WeWo) yaitu
Kak Iskandar dan Kak Rini.
Pada hari Jumat
diadakan pelatihan pewarnaan baju dengan teknik ikat celup di kelas
Art. Ketika pelatihan, siswa diberikan pengetahuan tentang teknik
pewarnaan kain. Untuk mewarnai baju Bali digunakan teknik pewarnaan
dingin.
“Teknik pewarnaan
dingin digunakan untuk pembuatan Kimono,” tutur Kak Iskandar.
Sebelumnya,
siswa yang mengikuti pelatihan ini diharapkan
membawa baju berwarna putih
agar dapat dijadikan bahan
praktek ketika pelatihan.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan baju Bali di
antaranya Soda abu, waterglass,
pewarna reaktif, panggangan, karet, baskom/ember, dan gantungan baju.
Pelatihan
ini dimulai sejak jam 1:30 WIB dan berakhir pada jam 3:15 WIB.
Menurut aturannya, baju hanya boleh dibuka setelah 24 jam, tapi
karena para siswa sudah penasaran dibukalah salah satu baju dari
siswa. Mereka pun mengagumi hasil dari pewarnaan tersebut. Tetapi,
karena belum waktunya untuk dibuka, maka pewarnanya menjadi
luntur dan hasilnya kurang bagus.
Zikri memperlihatkan hasil teknik pewarnaan pada kaosnya (foto: Dok. S'Detik) |
Pada
hari Rabu, pelatihan
kembali dilaksanakan di waktu
dan tempat yang sama. Namun,
pematerinya bertambah satu,
yaitu Kak Johan. Sama seperti pelatihan sebelumnya, siswa diberikan
pengetahuan tentang teknik pembuatan sabun. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat sabun adalah minyak sawit, minyak kelapa,
minyak jagung, air, soda api, dan perasa sirih.
“Bahan-bahan yang
digunakan ini berasal dari alam dan tidak mengandung detergen yang
dapat merusak kulit,” tutur Kak Rini.
Pada kali ini,
siswa dibentuk menjadi empat kelompok dan diberikan satu baskom kecil
untuk mencampur bahan-bahan tersebut. Untuk mencampur bahan-bahan
tersebut tidak boleh terbalik dan sesuai urutannya.
Praktik pembuatan sabun organik bersama kak Iskandar (foto: Dok. S'Detik) |
Pelatihan
dilanjutkan kembali seusai melaksanakan salat ashar. Seusai salat,
siswa kembali mengaduk dan mencampurkan perasa sirih hingga adonan
siap dimasukkan ke dalam gelas kecil dan didiamkan selama dua hari.
Setelah itu, dibuka dan diangin-anginkan selama 3 minggu agar kadar
air dalam soda api hilang.
Para siswa kembali dengan perasaan gembira
karena telah mendapatkan dua kali pelatihan yang sangat bermanfaat
nantinya. Pelatihan pembuatan sabun organik dan teknik pewarnaan kain diharapkan mampu meningkatkan kemampuan wirausaha bagi siswa SMART khususnya.
+DUA BELAS DETIK -AKHMAD SENOAJI W.S-
Comments
Post a Comment