Makan Kue 3 Detik, Minum Es 2 Detik

Siswa kelas 3 dan 4 SMART Ekselensia Indonesia mengikuti rangkaian acara di KOPASSUS Batalion 23, Bogor, hari Jumat dan Sabtu (21-22/6). Kegiatan ini bertujuan mening-katkan kedisiplinan serta menanamkan nilai kepemimpinan.

Rombongan siswa berangkat Jumat pagi dengan truk militer. Tiba di lokasi, siswa langsung disambut oleh bunyi letupan bom dan senjata api. Para pelatih juga mengajarkan cara menjawab salam dan yel-yel sebelum siswa melewati gerbang merah.

Seluruh siswa dibagi menjadi dua tim. Kedua tim lantas dipersilakan membawa barang ke penginapan. Tanpa diduga, ternyata dalam dunia militer segala hal terkait kerapihan dan kedisipilan sangat diatur ketat. Bahkan meletakkan sandal dan cara membawa handuk pun diatur.

Di KOPASSUS, memang aturan sangat ketat dan mendetail. Saat pelatih sedang berbicara, semua mata harus terpaku pada pelatih. Jika sedikit saja melirik ke penjuru lain, hukuman siap menanti. Begitupun dengan sikap. Sedikit saja kepala bergerak saat posisi siap, awas, push up 20 kali akan menimpa anda. Bentakan atau jeweran menjadi “cemilan” di sana. Bahkan usai sholat Jumat, siswa SMART harus menelan gelegar kemarahan karena banyak yang tidur saat khotbah Jumat.

Di lingkungan KOPASSUS makan pun ada aturannya. Harus ada semacam “ritual” untuk memulai dan mengakhiri makan. Waktu makan pun dibatasi. Bayangkan, anda harus menghabiskan minuman dingin dalam tiga detik dan sebuah kue dalam dua detik.

Siswa bisa sedikit relaksasi pada siang hari setelah makan. Siswa menyaksikan sebuah video dan presentasi seputar KOPASSUS. Dalam video itu, dijelaskan bahwa KOPASSUS adalah satuan tentara terbaik ketiga dunia setelah Inggris dan Israel. Sesi kali ini dibawakan oleh seorang pelatih dengan gaya sedikit nyantai. Pada pukul 18.00, siswa harus mengikuti upacara penurunan bendera.

Malam hari, siswa dikejutkan oleh bunyi bom yang diletupkan di penginapan. Dan tiba-tiba siswa yang sudah menampakkan mimik wajah lelah diminta berbaris dan diberi wejangan.

Pagi hari, siswa dibawa ke lapangan untuk diajarkan LEMPIKA (Lempar Pisau dan Kapak). Siswa harus bisa melempar pisau dan kapak ke kayu dan harus menancap layaknya ninja. Siswa juga diberi tantangan men-debarkan berupa refling, yaitu tan-tangan turun dari ketinggian dua puluh meter dengan tali. Acara ditutup dengan game penghibur di siang hari.

“Awalnya semangat, setelah sampai, ternyata disana sangat keras dan emosi. Saya sedikit tidak ikhlas. Tapi saya jalani saja. Ini demi pembelajaran juga. Harus dikiikuti sebaik-baiknya. Soal rambut yang dicukur tipis, saya sebenarnya kurang ikhlas”, terang Hadi (15) dari kelas 3. “Nyebelin tapi juga nyenengin. Nyebelin karena dihukum keras banget. Di SMART biasanya lebih lembut. Seneng karena gamenya. Refling-nya mantep”, tutur Syawal (15), salah satu siswa yang paling sering dihukum selama di KOPASSUS. “Ada perubahan pada diri. Terutama pola pikir. Banyak manfaat tapi belum saya laksanakan”, tambah Syawal.

Comments