"Berbagi Ceria Bersama Anak Yatim"

Berfoto ria di akhir acara ...
SISWA angkatan 7 SMART Ekselensia baru-baru ini mengadakan sebuah proyek sosial berbasis amal. Siswa yang sekarang sudah naik ke kelas 5 SMA SMART Ekeselensia mengadakan kegiatan amal tersebut di sebuah Pondok Pesantren Darussunnah, sebuah ponpes sederhana di Kampung Lengkong Barang, Parung. Kegiatan tersebut adalah rangkaian kegiatan tahunan dari Asrama SMART Ekselensia yang direncanakan khusus oleh pembina asrama angkatan 7, Ustadz Aidil R. dan Ustadz Syamsumar. Kegiatan ini dicanangkan untuk ke depannya dapat diikutsertakan dalam 'Social Project Competition 2014' yang diadakan oleh Beastudi Indonesia.


Acara yang bertemakan “Berbagi Ceria Bersama Sahabat Yatim” ini dipimpin oleh Muhammad Iqbal Rifqi A. Acara yang berlangsung tak kurang dari 4 jam tersebut (13.00-16.30) dimulai setelah makan siang. Acara sempat terlambat dari jadwal seharusnya dikarenakan kurangnya mobilisasi pada saat keberangkatan, namun tak menjadi gangguan yang berarti guna keberlangsungan acara. Acara dimulai dengan penampilan Tim Trashic 'BRISHIC' yang langsung menyedot perhatian penghuni ponpes. Suasana ponpes yang sebelumnya terlihat sepi, langsung ramai akibat dari penampilan Karunia, Rozaq, Dian, Dedi, Somad, Iqbal, serta Fadhli. Selanjutnya acara diisi oleh Fadhli serta Syawal yang menjadi MC pada acara tersebut. Acara ini dihadiri oleh santri-santri yang usianya masih berkisar di bawah 15 tahun. Dari jenjang PAUD hingga jenjang sekolah menengah pertama menghadiri acara tersebut.
Ini adalah bakti sosial angkatan tujuh yang kedua kalinya di ponpes Darussunnah. Sebelumnya, kunjungan amal dilaksanakan pada tahun 2012.
Pada beberapa hari sebelumnya, tepatnya hari Kamis (12/10), Iqbal bersama dengan tim (seluruh siswa angkatan 7) berusaha semaksimal mungkin guna meraih target dana yang dibutuhkan. Tersedotnya anggaran dana kegiatan ini karena untuk kegiatan rihlah, kegiatan yang masih satu rangkaian dengan program mentoring, sehingga dana untuk santunan ke ponpes tersebut menjadi nol. Bermula dari angka nol itu pula, seluruh siswa angkatan 7 bekerja keras dengan membagikan amplop serta seberkas proposal kegiatan kepada setiap insan beriman di Bumi Pengembangan Insani. Sebelumnya, pencarian dana hanya menggunakan amplop saja. Namun, setelah diprotes habis-habisan oleh Ibu Nuh, selaku Direktur Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa, angkatan 7 langsung membuat proposal hari itu juga.

Masing-masing anak yatim mendapatkan seperangkat alat tulis ...
Pembagian amplop agak sedikit terkendala untuk koordinasi, tidak semua amplop berhasil dibagikan. Ada beberapa orang yang tak sempat ditemui karena sibuk dengan kerjaanya. Di pihak lain, Ustadz Aidil juga berusaha mencari dana tambahan untuk kegiatan tersebut. Beliau juga bekerjasama dengan Beastudi Indonesia untuk mendapat sumbangan buku dari instansi Dompet Dhuafa tersebut dan pada akhirnya kata 'alhamdulillah' terucap lantang, dana yang sudah diusahakan mencapai 2 juta. Ditambahkan sumbangan buku dari Komunitas Filantropi Pendidikan.

Anak jenjang SD mendapatkan pelatihan mind mapping ...
Hasil jerih payah siswa angkatan 7 dalam meraih nominal tak bisa dibilang sedikit. Mereka berhasil mengumpulkan dana hingga 1 juta rupiah dalam tempo sekitar kurang dari 3 hari saja. Ustadz Aidil juga mendapat tambahan sekitar 1,5 juta rupiah dari anggaran kegiatan amal angkatan 8.

KFP turut menyumbangkan buku ...
Pada hari Sabtu (14/06) pagi, Ustadz Aidil beserta beberapa siswa angkatan 7 membeli barang-barang yang nantinya akan digunakan sebagai bingkisan pada saat pelaksanaan acara. Sempat terjadi cekcok antara Ustadz Aidil dengan penjual. Buku tulis yang dibeli banyak tak didiskon sama sekali oleh penjual. Namun pada akhirnya semua barang yang ditargetkan berhasil dibeli dengan harga minimalis juga kualitas terbaik. Dana untuk pembelian menca-pai 1,6 juta rupiah. Setelah pulang, angkatan tujuh lain bergegas untuk membungkus semua barang yang telah ditetapkan. Mereka bekerja secepat mungkin sebelum waktu solat zuhur tiba. Setelah beberapa lama, akhirnya semua barang telah ter-bungkus rapih untuk diberikan pada acara nanti. Semua berjalan dengan baik.

Anak jenjang PAUD-TK mengikuti lomba mewarnai ...
Ada kisah menarik dari kegiatan amal tersebut. Ponpes Darussunnah yang terletak agak 'pelosok' tersebut sangat memperhatikan pakaian yang mereka pakai. Aurat menjadi aspek penting dalam hal berpenampilan. Ikhwan dengan kostumnya yang apik, juga akhwatnya yang tertutup hijab  yang sempurna juga sejuk dipandang mata. Juga perkembangan pesantren yang cenderung cepat, mengingat dulu, saat angkatan 7 berkunjung pertama kali, hanya ada sekitar dua bangunan saja yang berdiri. Namun sekarang sudah ada sekitar empat bangunan baru. “Semoga di lain kesempa-tan”, kata Arzaq sebagai PJ Acara, “Kita dapat berkunjung ke tempat (Ponpes Darussunnah) itu lagi. Insya Allah.” 

+DUABELASDETIK - ARZAQ TAHARA F., Foto: +JOHAN FJR -

Comments