Keberadaan Obat-obatan di Asrama

“SMART Ekselensia Indonesia adalah sekolah berasrama bebas biaya”, artinya hampir seluruh kebutuhan para siswa ditanggung oleh sekolah, termasuk P3K atau obat-obatan untuk siswa. Biasanya obat-obatan ini tersedia di masing-masing kantor asrama. Dulu kebutuhan obat-obatan ini dapat terpenuhi dengan cukup baik. Lalu bagaimana dengan sekarang?

“Sekarang itu dana untuk beli obat-obatan per bulan hanya Rp. 200.000,00. Beda dengan dulu yang bisa sampai Rp. 400.000,00. Waktu itu pernah diajukan jadi Rp. 800.000,00. Eh, justru malah turun jadi Rp. 200.000,00. Padahal kalau dikurangi biaya pengobatan luka luar siswa, seperti akibat jatuh waktu main futsal misalnya, itu dananya tinggal Rp. 20.000,00. Jadi buat apa?” papar Ustadz Sriyono sebagai salah satu wali asrama SMART. Sekarang stok obat-obatan di asrama SMART memang sudah cukup mengkhawatirkan.

“Waktu itu aja gue mau minta Komix, ternyata cuma ada Paracetamol. Ya nggak jadi deh,” ujar Faisal Abdullah. Hal ini perlu menjadi perhatian ketika keberadaan obat-obatan ringan lenyap dari kantor asrama.

Sekarang siswa yang sakit, atau demam sedikit harus berobat ke RST (Rumah Sehat Terpadu). Padahal, untuk biaya konsultasi saja SMART harus merogoh kocek hingga rata-rata tiga puluh ribu. Tidak sebanding dengan keluhan yang paling sering diderita siswa, yakni demam. Namun bagaimana apabila siswa pura-pura sakit, hal ini tentu akan memberatkan pembiayaan sekolah untuk kesehatan siswa.

Seandainya obat-obatan kecil semisal obat demam atau penyakit ringan lain ada di kantor asrama, siswa tidak perlu pergi ke RST ketika sakit, yang biasanya menjadi alasan untuk tidak sekolah. Selain itu sekolah juga dapat menghemat biaya tigapuluh hingga limapuluh ribu per siswa dari konsultasi.

+DUABELASDETIK -ROFI MNA.-

Comments