
Selain berkesempatan untuk berkeliling dan bersilaturahmi dengan para hostparent, mereka juga bisa mendapatkan “bonus” setelah mengikuti kegiatan homestay. “Enak, di sana diajak jalan-jalan. Pulangnya, dikasih uang,” ungkap Nanang, siswa kelas 4 yang pernah mengikuti kegiatan homestay.
Tidak semua siswa SMART dapat mengikuti kegiatan ini. Hanya beberapa siswa saja yang sesuai dengan kriteria penilaian untuk diikutkan pada program homestay. Seperti siswa yang berprestasi akademik maupun non-akademik. Adapun penilaian juga dilihat dari perilaku dan etika dalam kesehariannya. Seperti rajin beribadah di masjid, sholat berjamaah di shaf pertama, sholat sunnah rawatib, suka membaca Al-Qur'an, dan yang lainnya. Semua itu bisa menjadi mungkin jika siswa yang ingin mengikuti homestay terbiasa melakukan ibadah, dan beretika baik.
Walaupun begitu, tak sedikit pula siswa yang belum berkesempatan merasakan homestay sekalipun ia sudah memenuhi kriteria yang dibuat. Alasannya adalah kurangnya hostparent yang bisa mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan homestay. Meskipun tidak mengikuti kegiatan homestay, mereka yang belum berkesempatan tidak begitu kecewa karena ada hal-hal yang tidak kalah menarik seperti beri'tikaf di masjid sekitar Bogor, izin keluar khusus dari asrama, kue-kue lebaran, dan adapun yang rumahnya tidak begitu jauh bisa dikunjungi oleh orang tuanya.
+DUABELASDETIK - SYAM'UN, FATHUR-
Comments
Post a Comment