OASE Turut Semarakkan Perayaan HUT RI ke-69

“Itu-itu. Di atas gigit-gigit dikit lagi. Ayo!”
Foto: Putra R./DBD
Untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-69, OASE SMART Ekselensia Indonesia mengadakan beberapa lomba yang dirangkum menjadi sebuah ajang dengan tema “Semarak Proklamasi”. Perlombaan ini diadakan dari tanggal 18-22 Agustus 2014 yang dilaksanakan setiap sepulang sekolah yang bertempat didepan masjid Al-Insan.

Panitia membagi peserta menjadi 10 kelompok menggunakan sistem kumpul-pilih. Setiap kelas mengirimkan perwakilan kelas mereka, kemudian panitia akan membaginya menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 10 orang dari antar kelas. Penamaan kelompok menggunakan nama-nama pahlawan nasional, seperti Teuku Umar, Sisingamangaraja, Pangeran Diponegoro, Ir. Soekarno, Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin, Kapitan Pattimura, I Gusti Ngurah Rai, Jendral Soedirman, dan Pierre Tendean.

[post_ad]Hari pertama lomba perdana dilaksanakan di depan masjid, yaitu lomba Kepruk. Seluruh peserta tampak antusias mengikuti lomba ini. Peraturan lomba ini adalah pemukul akan diangkat oleh 2 teman sekelompoknya dan 1 orang dari kelompok itu akan menjadi pengarah. Pemukul dan pengangkat akan ditutup matanya dan pengarah akan memberikan instruksi agar kelompoknya dapat memecahkan plastik yang terisi air.
“Mecahin-nya susah, plastiknya nggak kelihatan, terus kebasahan lagi,” ungkap Ramdan, salah satu peserta dari kelas 1 yang bertindak sebagai pemukul.
Pada hari kedua dilaksanakan lomba Maruk. Pada lomba ini, setiap kelompok mengutus 2 orang, orang pertama ditugaskan untuk memakan kerupuk dengan menutup mata, sedangkan orang kedua bertugas mengarahkan orang pertama.

Foto: Putra R./DBD
Pada permulaan lomba, terlihat semangat dari wajah para peserta. Setelah beberapa saat, banyak peserta yang berteriak untuk meminta air karena kerupuk yang mereka makan telah dilumuri dengan sambal pedas. “Sambelnya sampai ke kepala dan bajunya jadi kotor banget,” ungkap Mukhlisin.

Pada hari ketiga, panitia memutuskan untuk tidak mengadakan lomba karena beberapa hal. Hal ini turut membuat pelaksanaan lomba Pentol diundur pada hari Kamis. Pada hari keempat, tidak ada aktivitas KBM di SMART. Kekosongan waktu ini digunakan untuk pelaksanaan lomba Pentol.

Pada lomba ini banyak terjadi keseruan, karena memasukkan pensil ke dalam botol seperti biasa saja itu sangat sulit, apalagi dengan menutup mata. Banyak peserta yang terlihat kelelahan—mungkin juga kesal, karena susah sekali memasukkan pensil ke dalam botol. Terlihat pensil hanya berputar-putar di atas botol yang membuat geram teman yang mengarahkan.

Foto: Ibn Al-Fida
Lomba pentol selesai, kini beralih ke lomba bajaj. Diantara lomba-lomba yang diadakan, inilah lomba yang tersulit. Sulit dibayangkan sebuah sarung yang diikat ujungnya dimasuki oleh 3 orang. Terlihat tingkah laku para peserta yang sangat kesusahan untuk berlari bersamaan, apalagi postur peserta berbeda-beda. Setiap kelompok harus memiliki strategi masing-masing untuk bisa menjadi yang tercepat untuk sampai di garis akhir. “Woi! Itu sarungnya robek,” teriakan itu membuat suasana menjadi ramai dan membuat para peserta menjadi lebih semangat.

Pada esok harinya tetap tidak ada KBM di kelas. Lomba Semarak Proklamasi kembali dilaksanakan Hari ini adalah hari terakhir dan akan dilaksanakan lomba yang paling ditunggu-tunggu, yaitu Tarik Bang. Setiap kelompok mempersiapkan teman sekelompoknya untuk mengatur strategi dengan sebaik-baiknya. ”TIGA … DUA … SATU!” teriak sang wasit dan persaingan sengit pun dimulai antara dua kelompok yang bertanding. Begitu pula kelompok lain yang belum bertanding, semuanya tampak tegang dan deg-degan. Kebanyakan kemenangan kelompok tidak hanya karena faktor kekuatan, namun juga lokasi.

Foto: Ibn Al-Fida
Sebuah tragedi terjadi. Salah seorang pembantu wasit, Jordi, mengalami patah tulang karena menginjak tali sebelum para kontestan menarik tali. Karena ia terlambat meloncat saat lomba dimulai, ia pun terpental dan tangannya pun patah. Panitia pun segera menghentikan lomba dan melarikan korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjut.

+DUA BELAS DETIK - AHMAD SENOAJI-

Comments