Melawan Kawan Seperjuangan, Tim Silat SMART 'Gondol' Medali

SABTU (20/09) pagi, para pesilat SMART EI berangkat untuk mengikuti lomba Perisai Diri Championship di GOR Soemantri, Jakarta Pusat. Ini adalah lomba silat tingkat Jabodetabek dalam perguruan silat Perisai Diri. Pada pukul 08.00, lomba dibuka dengan penyampaian peraturan teknis lomba serta hening (doa) bagi semua peserta silat. Setelah itu, dilanjutkan dengan babak penyisihan pertandingan fight kelas A sampai kelas bebas remaja putra dan putri.

Dengan berbekal semangat dan doa dari teman-teman dan juga guru, mereka dengan sungguh-sungguh menjalani pertandingan silat ini. Saat pertandingan sedang berlangsung, para pesilat SMART EI pun solat dhuha dan berdoa agar mereka diberi kemudahan saat berjuang di arena pertandingan. Setelah selesai berdoa, mereka melakukan penimbangan ulang untuk mengetahui apakah ada pesilat yang over weight atau under weight. Ada beberapa pesilat dari SMART EI yang over weight sehingga mereka harus menurunkan berat badan mereka agar tidak didiskualifikasi saat bertanding. Para pesilat yang over weight harus berlari memakai jaket di tempat yang tersinari cahaya matahari sampai 60 menit. Mereka pun tidak boleh banyak makan dan minum sampai selesai bertanding.

Hari pertama adalah babak penyisihan pertandingan fight dari partai 1 sampai partai 83. Di hari pertama ini, pertandingan selesai pukul 17:00 dan terdapat beberapa pesilat SMART EI yang bertanding melawan pesilat dari ranting lain. Ada yang telah berhasil mengalahkan satu sampai dua lawan, namun ada juga pesilat SMART EI yang gugur pada babak penyisihan. Pesilat SMART yang masuk babak semifinal adalah Aprullah kelas B remaja putra, lalu Mukhlisin, Kabul, serta Sutrisno kelas C remaja putra.

Minggu (21/09) adalah hari kedua bagi para pesilat untuk melanjutkan perjuangannya memperebutkan gelar juara. Sebelumnya, semua peserta hening terlebih dahulu sebelum bertanding. Setelah itu, pertandingan fight partai ke-84 dimulai. Seperti pada hari pertama, para pesilat SMART EI sholat dhuha dan berdoa agar diberikan kemudahan saat bertanding. Lalu mereka melakukan pemanasan agar tidak cedera saat bertanding.

Dari lomba fight kelas A putra, Yoga berhasil menjatuhkan tiga lawannya serta berlanjut ke babak final. Aprullah dengan gerakan yang lincah dan tidak dapat diduga oleh mata berhasil mengalahkan lawannya dengan mudah sehingga dia pun masuk babak final kelas B putra. Dari kelas C putra, Mukhlisin pun berhasil memenangkan pertandingan babak semifinal dan berlanjut ke babak final karena kelincahan dalam mengecoh lawannya.

Pada babak semifinal kelas C putra gelanggang 1, Kabul dan Sutrisno harus bertarung walaupun sesama pesilat SMART agar dapat berlanjut ke babak final. Dengan tendangan T yang dimiliki Kabul, Sutrisno kesulitan untuk melawannya, sehingga banyak poin yang Kabul peroleh dan mengantarkannya masuk ke babak final kelas C putra. Pada babak semifinal kelas D putra, Aldi pesilat SMART menguasai arena pada babak pertama. Namun karena melakukan kesalahan yang sama pada babak kedua dan ketiga, ia kalah pada babak semifinal kelas D putra. Dari kelas E putra, Wayan dengan tendangan sabit dan sapuannya dapat membekuk lawannya pada babak semifinal kelas E putra. Vikram pun tak mau kalah dengan Wayan yang telah sampai ke babak final. Dengan tendangan T dan sabit, Vikram mengalahkan lawannya hanya dalam dua babak dan berhasil melaju ke babak final kelas E putra. Ihsan pesilat SMART kelas F putra pun berjuang mati-matian melawan pesilat yang bertubuh lebih besar darinya pada babak semifinal. Namun karena melakukan kesalahan yang sama seperti Aldi, Ihsan pun tidak dapat melanjutkan pertarungan ke babak final.

Siang hari pun dilanjutkan pertandingan final. Dari kelas A remaja putra, Yoga dengan gesitnya melompat dan menyerang lawannya bagaikan sambil nge-dance. Dengan pukulan yang membahayakan, Yoga pun berhasil mengalahkan lawannya hanya dengan dua babak. Dari kelas B remaja putra, pejuangan Aprullah untuk meraih juara berlanjut. Awalnya, Apung (sapaan Aprullah) sempat tertinggal di ronde pertama. Namun, dengan teriakan dukungan teman-teman yang lain, akhirnya dapat membakar semangatnya dan membalikkan keadaan di babak kedua. Pertandingan dilanjutkan dengan babak ketiga. Tanpa kesulitan berarti, Apung akhirnya memenangkan partai finalnya.

Partai final di kelas C berlangsung dengan hikmat (baca: sepi). Pasalnya, tak ada sorak-sorai yang membahana untuk mendukung pesilat yang bertanding; Kabul melawan Mukhlisin. Semua sepakat untuk tidak mendukung salah satu diantara mereka. Mereka pun dibiarkan bermain semau mereka sendiri. Memang, pertandingan melawan teman sendiri sebenarnya lebih berat karena ada tekanan batin sendiri. Pada pertandingan ini pun hanya dilakukan satu ronde saja untuk mengantisipasi terjadinya cedera. Karena lebih senior dalam dunia persilatan, Kabul pun dapat mengungguli Mukhlisin.

Pertandingan final terakhir yang diikuti siswa SMART juga menemukan dua atlet seperjuangan di kelas E. Vikram dan Wayan beradu untuk mendapatkan juara satu. Sebagai mana final all SMART sebelumnya, pertandingan ini pun terasa lebih hening karena tak ada teriakan penyemangat dari kontingen SMART. Pertandingan yang cukup santai ini dimenangkan oleh Wayan, meskipun pada saat pertandingan berlangsung terlihat candaan dari keduanya.

Pada akhirnya, SMART dapat menggondol empat emas (Yoga, Aprulloh, Kabul dan Wayan), dua perak (Mukhlisin dan Vikram), serta tiga perunggu (Sutrisno, Ihsan, Aldi). Kemenangan ini semakin lengkap dengan terpilihnya Yoga menjadi pesilat terbaik. Bahkan, apabila ada gelar supporter terbaik, SMART mungkin saja mendapatkannya karena begitu heboh dengan kombinasi yel-yel pramuka yang selalu mereka nyanyikan.

Sebenarnya, SMART bisa saja mendapatkan gelar juara umum. Hanya saja, SMART dibagi menjadi dua tim, yaitu SMART A dan SMART B. bagaimana pun juga, hal ini menegaskan kekuatan silat SMART Ekselensia Indonesia terus eksis di kancah dunia persilatan.

+DUA BELAS DETIK - NAMA PENULIS-

Comments